Dibeli Turun, Dijual Naik
Hai, Sobat Cuan. Kita pasti pernah mengalami situasi ketika saham yang kita beli ternyata turun, namun saat kita menjualnya, harganya malah naik. Kondisi ini sering membuat kita bertanya-tanya, apa yang salah? Apakah saham yang kita pilih tidak tepat? Atau mungkin strategi kita yang kurang tepat? Mari kita simak pembahasan mengenai hal ini dalam segmen PAHAM (Pantauan Saham) bersama Maria Katarina dan Tasya Natalia Pangestika, selaku Equity Analyst CNBC Indonesia.
Ilustrasi: www.seputarwarganet.com |
Ketika harga saham turun setelah kita membelinya, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi ini. Pertama, bisa jadi ada faktor eksternal seperti kondisi pasar yang sedang tidak menguntungkan atau adanya isu-isu yang mempengaruhi harga saham secara umum. Kedua, ada juga faktor internal perusahaan tersebut yang membuat harga sahamnya turun, seperti kinerja perusahaan yang buruk atau adanya masalah internal yang mempengaruhi kepercayaan investor.
Ilustrasi: www.rctiplus.com |
Ketika menghadapi situasi di mana saham yang kita beli turun, penting untuk memiliki strategi investasi yang tepat. Pertama, pastikan kita melakukan riset yang cukup sebelum membeli saham. Memahami kondisi perusahaan, kinerja keuangan, dan tren pasar dapat membantu menghindari saham yang memiliki risiko tinggi. Selain itu, penting juga untuk mengatur target harga jual dan cut loss yang jelas, sehingga kita dapat mengambil keputusan dengan lebih bijak ketika harga saham turun.
Ilustrasi: www.youtube.com |
Ketika saham yang kita beli turun dan harganya kemudian naik setelah kita menjualnya, penting untuk tetap tenang dan tidak terburu-buru mengambil keputusan. Evaluasi kembali strategi investasi kita dan pelajari apa yang bisa dipelajari dari situasi tersebut. Jangan terlalu terpengaruh oleh emosi atau rumor pasar. Lakukan analisis yang objektif dan berdasarkan data untuk membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.
Tidak ada komentar
Posting Komentar