Parasyte: The Grey - Menjelajahi Sisi Dramatis dalam Dunia Parasit - xwijaya

Tidak menemukan artikel? cari disini



Parasyte: The Grey - Menjelajahi Sisi Dramatis dalam Dunia Parasit

Parasyte The Grey  Menjelajahi Sisi Dramatis dalam Dunia Parasit
Illustration: detik.com

Series Parasyte: The Grey


Jakarta - Series Parasyte: The Grey merupakan series adaptasi dari manga lawas karangan Hitoshi Iwaaki. Series ini menjadi spin off dari latar cerita originalnya di Jepang sedangkan seriesnya berlatar di Korea. Sebagian besar jalan ceritanya hampir sama dengan cerita originalnya dengan karakter utama Shinichi Izumi. Karakter utama di spin off ini sama seorang varian yang tubuhnya gagal dikuasai sepenuhnya oleh parasit sama seperti Shinichi.


Konsep Pengemasan yang Berbeda


Hal yang berbeda dalam series ini adalah bentuk pengemasannya. Sebagaimana diketahui bahwa biasanya film adaptasi Jepang mengangkat sisi aksi dan pertempuran heroik dari karakternya, series ini berusaha mengangkat sisi dramatik yang terjadi antara Su-In sebagai inang bersama parasitnya Heidi. Konsep ini juga dilatar belakangi dengan formula series Korea yang biasanya drakor mengedepankan aspek drama setiap karakternya dibanding dengan peradeganan yang masif.


Pengembangan Karakter Heidi


Sama seperti cerita originalnya, Heidi sebagai parasit juga belajar arti tentang kehidupan inangnya selama perjalanannya di sepanjang series. Bedanya Migi di cerita original dapat berkomunikasi langsung dengan inangnya sedangkan Heidi tidak bisa. Keputusan ini dinilai bertujuan untuk menambah sisi dramatis kepada Heidi. Di saat ia tertidur, ia melihat dunia dari mata Su-In yang selalu berjuang atas kehidupan yang keras.


Refleksi Kemanusiaan


Parasyte: The Grey mengajarkan bahwasannya manusia selalu berada di titik dimana mereka akan selalu bertahan hidup dalam kondisi apapun. Bahkan dalam situasi terdesak manusia akan selalu memperjuangkan nyawanya. Dari sini lah sisi kemanusiaan diuji jikalau nanti akan terjadi kondisi seperti wabah parasit, manakah yang akan manusia pilih. Apakah bertahan hidup dengan mengorbankan sisi kemanusiaannya, atau mengedepankan sisi kemanusiaannya dan merelakan nyawanya.


source : detik.com


Tidak ada komentar