Pengatahoean tentang Journalistiek: Panduan Kerja Wartawan pada Era Hindia Belanda - xwijaya

Tidak menemukan artikel? cari disini



Pengatahoean tentang Journalistiek: Panduan Kerja Wartawan pada Era Hindia Belanda

Pengatahoean tentang Journalistiek Panduan Kerja Wartawan pada Era Hindia Belanda
Illustration: bandungbergerak.id

Pembukaan yang Menarik


Pada Desember 1929, sebuah paragraf menarik muncul di halaman "Penoetoer Kata" buku saku Pengatahoean tentang Journalistiek. Paragraf ini menunjukkan dua hal yang menarik. Pertama, buku-buku jurnalistik sangat populer pada saat itu, seperti terbukti dengan dua cetakan buku praktis yang laku keras. Kedua, paragraf ini juga menyinggung tentang Indonesia, yang pada saat itu masih berada di bawah kolonialisme Hindia Belanda.


Kongres Pemuda dan Sumpah Pemuda


Pada tahun 1928, setahun sebelum buku cetakan ketiga ini diterbitkan, terjadi Kongres Pemuda kedua yang menghasilkan Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda ini menetapkan nama Indonesia sebagai sebuah identitas bangsa, yang terdiri dari tanah, air, dan bahasa bersama. Meskipun pada saat itu Indonesia masih hanya sebuah bayangan, namun Kongres Pemuda ini menjadi langkah awal untuk menyatukan bangsa yang terjajah.


Panduan Kerja Wartawan


Buku Pengatahoean tentang Journalistiek yang ditulis oleh Lin Shi Cheng adalah buku praktis yang membahas seluk-beluk dunia kewartawanan. Buku ini menjelaskan definisi dari redaktur, reporter, kritik, dan koresponden, serta memberikan sedikit riwayat pers, kertas, dan surat kabar. Buku ini juga membahas tentang peran redaksi dalam sebuah surat kabar, serta delik pers yang sering menjerat wartawan-pejuang pergerakan Indonesia saat itu.


Kiprah Perempuan di Dunia Kewartawanan


Di dalam bukunya, Lin Shi Cheng tidak menyebutkan satu pun nama perempuan yang terlibat dalam dunia kewartawanan di Indonesia. Mungkin ini disebabkan oleh kurangnya data dan rujukan pada saat itu. Padahal, kita tahu bahwa Ruhana Kuddus adalah perempuan jurnalis pertama di Indonesia, yang memimpin Soenting Melajoe sejak Juli 1912. Hal ini menunjukkan bahwa peran perempuan dalam dunia kewartawanan juga penting dan harus diakui.


Pesan Moral


Dalam kata pengantar bukunya, Lin Shi Cheng menyelipkan sebuah kesadaran penting bahwa pergerakan dan kewartawanan tidak dapat dipisahkan. Pesan ini menggambarkan pentingnya kualitas kerja jurnalistik dan hubungannya dengan efektivitas pergerakan. Dengan demikian, buku Pengatahoean tentang Journalistiek ini menjadi panduan praktis yang tidak hanya memberikan informasi tentang dunia kewartawanan, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai yang penting untuk memajukan pergerakan.




Tidak ada komentar