Artis Alice Norin didiagnosis mengidap kanker rahim sarkoma. Hal ini mengharuskannya menjalani prosedur pengangkatan rahim untuk menghilangkan sel kanker dari tubuhnya. Muncul pertanyaan, apa bedanya kanker sarkoma dengan kanker rahim?
Foto Ilustrasi sumber: www.deherba.com
Kanker Rahim
Kanker rahim, yang dikenal juga sebagai kanker endometrium, adalah jenis kanker ginekologi yang paling umum terjadi pada wanita. Kanker ini tumbuh di lapisan rahim atau organ reproduksi wanita. Meskipun keduanya tumbuh di dalam rahim, sarkoma dan kanker rahim sebenarnya adalah penyakit yang berbeda.
Perbedaan antara kanker sarkoma dan kanker rahim terletak pada lokasi pertumbuhan sel kanker. Kanker sarkoma terbentuk di otot rahim, jaringan ikat, atau tulang. Beberapa orang mungkin juga menyebutnya sebagai miometrium. Kanker sarkoma termasuk jenis kanker yang jarang terjadi dan cenderung lebih agresif dibandingkan dengan jenis kanker rahim lainnya. Selain itu, kanker ini juga dapat tumbuh di jaringan ikat endometrium yang disebut stroma.
Foto Ilustrasi sumber: rsiabinamedika.com
Perbedaan Kanker Sarkoma dan Kanker Rahim
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kanker sarkoma dan kanker rahim memiliki perbedaan. Kanker rahim tumbuh di lapisan rahim atau organ reproduksi wanita, sedangkan kanker sarkoma terbentuk di otot rahim, jaringan ikat, atau tulang. Kanker sarkoma juga cenderung lebih agresif dan jarang terjadi dibandingkan dengan kanker rahim lainnya. Mengetahui perbedaan ini penting untuk memahami jenis kanker yang dialami oleh seseorang dan memilih metode pengobatan yang tepat.
Pada hari Minggu, Siti Atikoh Supriyanti, istri dari calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo, mengadakan pertemuan dengan belasan ribu kader wanita PDIP di Solo, Jawa Tengah (Jateng). Dalam sambutannya, Siti Atikoh membagikan pengalaman pribadinya saat bekerja sebagai wartawan, yang kemudian membentuk pandangan serta semangatnya dalam memperjuangkan hak perempuan.
Perjuangan dalam Memperjuangkan Isu Perempuan
Dalam pertemuan tersebut, ribuan kader perempuan PDIP dan kelompok relawan berkumpul di Benteng Vastenburg, Solo, Jateng. Sebelum naik ke panggung, Siti Atikoh bersalaman dan berfoto dengan peserta kegiatan, termasuk kelompok disabilitas. Setelah berada di atas panggung, Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo menyampaikan bahwa peserta yang hadir pada acara tersebut adalah pejuang sejati dari Solo.
Siti Atikoh juga menyampaikan keyakinannya bahwa perempuan yang hadir memiliki mental dan semangat yang kuat. Ia merasa bersyukur dapat bertemu dan menyapa mereka, serta berkata, "Hari ini berada di tengah-tengah teman-teman semua pejuang-pejuang yang luar biasa." Atikoh juga menceritakan pengalamannya sebagai wartawan di Solopos pada tahun 1997, di mana ia mendapatkan pengalaman yang luar biasa karena dapat melihat langsung segala aspek kehidupan. Isu perempuan selalu menarik perhatiannya, dan ia merasakan hal tersebut setiap kali ia berinteraksi dengan pedagang perempuan di pasar.
Atikoh menolak pandangan bahwa perempuan hanya memiliki peran tradisional sebagai "macak (merias), masak (memasak), dan manak (melahirkan)". Menurutnya, hal ini sudah tidak relevan lagi sejak perjuangan pada tahun 1998. Ia mengungkapkan bahwa banyak yang dapat dilakukan, seperti mengaktifkan ibu di rumah menjadi "madrasah" pertama anak di lingkungan sekitar dan aktif dalam posyandu. Selain itu, Atikoh menekankan pentingnya kerja sama perempuan dalam mencegah kekerasan dalam rumah tangga dan melindungi anak-anak dari kejahatan di dunia maya.
Kebersamaan dalam Perjuangan yang Panjang
Atikoh mengajak perempuan untuk bersatu dan bergandengan tangan dalam membangun bangsa dan negara. Menurutnya, perjuangan perempuan masih panjang, dan kerja sama ini harus terus dilanjutkan. Dalam momen yang berbahagia tersebut, Atikoh mengucapkan selamat Hari Raya Ibu kepada semua ibu yang luar biasa yang selalu memberikan yang terbaik bagi diri sendiri, keluarga, bangsa, dan negara tercinta.
Istri calon presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti, menghadiri acara pertemuan dengan ribuan kader wanita PDIP di Solo, Jawa Tengah (Jateng). Dalam sambutannya, Siti Atikoh membagikan pengalaman sebagai wartawan dan mengungkapkan keyakinannya terhadap mental baja para perempuan yang hadir.
Pengalaman Sebagai Wartawan
Atikoh sempat bekerja sebagai wartawan di Solopos pada tahun 1997. Menurutnya, profesi ini memberinya pengalaman yang luar biasa dalam memahami dan melihat secara langsung berbagai aspek kehidupan. Isu perempuan selalu menarik perhatiannya, terutama saat ia berinteraksi dengan para pedagang perempuan di pasar. Atikoh menyadari bahwa kondisi perempuan pedagang pada masa lalu masih relevan untuk dibahas saat ini, dan menolak pandangan bahwa perempuan hanya memiliki tiga fungsi dalam hidup.
Peran Perempuan dalam Mencegah Kekerasan dan Melindungi Anak-anak
Selain itu, Atikoh berbicara tentang peran perempuan dalam mencegah kekerasan dalam rumah tangga dan melindungi anak-anak. Atikoh mengajak para perempuan untuk bekerja bersama dalam membantu mencegah kekerasan dalam rumah tangga dan melindungi anak-anak dari cyberbullying dan predator online. Menurut Atikoh, kebersamaan antar perempuan harus terus dilanjutkan dalam membangun bangsa, mengingat perjuangan perempuan masih panjang.