Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras, Apa Penyebabnya? - xwijaya

Tidak menemukan artikel? cari disini



Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras, Apa Penyebabnya?

Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras, Apa Penyebabnya?

Beras tengah mengalami kenaikan dan kelangkaan harga selama beberapa pekan terakhir. Kenaikan harga ini tidak hanya terjadi pada beras premium, tetapi juga beras dengan kualitas medium. Menurut data Panel Harga Badan Pangan pada Minggu (25/2/2025), harga beras premium terpantau turun sebanyak Rp390 ke Rp15.870 per kg. Meski telah meninggalkan rekor harga tertingginya, nilai tersebut masih tergolong tinggi. Di sisi lain, beras medium naik sebanyak Rp170 ke Rp14.390 per kg. Nilai tersebut sudah jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah.

Gambar yang sesuai dengan penjelasan tentang <a href='/search/label/kenaikan/?&max-results=7'>kenaikan</a> <a href='/search/label/harga/?&max-results=7'>harga</a> <a href='/search/label/beras/?&max-results=7'>beras</a>
Ilustrasi: lihathargaterlengkap2022.blogspot.com

Harga eceran tertinggi (HET) beras diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023. Untuk Zona 1 yang meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi, HET beras medium adalah Rp10.900 per kg dan beras premium adalah Rp13.900 per kg. Di Zona 2 yang meliputi Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan, HET beras medium adalah Rp11.500 per kg dan beras premium adalah Rp14.400 per kg. Sedangkan di Zona 3 yang meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium adalah Rp11.800 per kg dan beras premium adalah Rp14.800 per kg. Ketetapan HET tersebut berlaku sejak Maret 2023.

Gambar yang sesuai dengan penjelasan tentang HET <a href='/search/label/beras/?&max-results=7'>beras</a>
Ilustrasi: dikemas.com

Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), I Gusti Ketut Astawa, mengatakan bahwa faktor perubahan iklim yang tidak menentu menjadi penyebab banyak tanaman padi petani mengalami kegagalan. Hal ini menyebabkan harga beras di pasaran naik. Ketut juga menjelaskan bahwa terdapat potensi gagal panen akibat banjir yang terjadi di beberapa daerah. Selain itu, dampak dari fenomena El Nino juga turut dirasakan oleh petani. Meskipun demikian, Ketut menyebut bahwa berdasarkan prediksi Kerangka Sampel Area (KSA) BPS, produksi padi akan mengalami surplus setelah bulan Maret. Hal ini diharapkan dapat menyebabkan penyesuaian atau koreksi harga beras yang turun.

Gambar yang sesuai dengan penjelasan tentang penyebab <a href='/search/label/kenaikan/?&max-results=7'>kenaikan</a> <a href='/search/label/harga/?&max-results=7'>harga</a> <a href='/search/label/beras/?&max-results=7'>beras</a>
Ilustrasi: nasional.kontan.co.id

Selain beras, harga gabah juga terpantau naik. Harga Gabah Kering Panen (GKP) saat ini sudah mencapai Rp7.500 per kg, dan bahkan mencapai Rp8.000 per kg di beberapa daerah. Harga Gabah Kering Giling (GKG) juga naik menjadi Rp8.200-Rp8.500 per kg. Penyebab kenaikan harga gabah ini disebabkan oleh produksinya yang terkoreksi akibat dampak panjangnya fenomena El Nino. Beberapa petani juga mengalami gagal panen akibat perubahan iklim yang tidak menentu.

Gambar yang sesuai dengan penjelasan tentang <a href='/search/label/kenaikan/?&max-results=7'>kenaikan</a> <a href='/search/label/harga/?&max-results=7'>harga</a> gabah
Ilustrasi: emitennews.com

HALAMAN SELANJUTNYA:

Tidak ada komentar